Review Film Chronicle. Di tengah gelombang remake superhero Hollywood 2025, Chronicle tiba-tiba jadi topik panas di forum Letterboxd setelah thread “Underrated Found-Footage Gems” raih 50 ribu upvote bulan lalu. Film Josh Trank 2012 ini, yang sempat tenggelam di bayang Spider-Man, kini dibahas ulang saat sutradara bilang di podcast Joe Rogan bahwa ide sekuelnya “masih hidup” di meja Disney. Dengan isu mental health remaja lagi ramai pasca-pandemi, Chronicle bukan sekadar origin story super, tapi cermin gelap kekuatan muda yang liar. Saat aktor utama Dane DeHaan sibuk promo The Batman sequel, ulasan ulang ini pas: film yang bikin kita tanya, apa jadinya kalau telekinesis jatuh ke tangan ABG biasa? BERITA BASKET
Ringkasan Singkat dari Film Ini: Review Film Chronicle
Chronicle ikuti tiga remaja Seattle—Andrew Detmer (Dane DeHaan), sepupu Matt Garetty (Alex Russell), dan sahabat Steve Montgomery (Michael B. Jordan)—yang nemuin kristal misterius di lubang galian dekat hutan. Kristal itu kasih mereka kekuatan telekinesis, mulai dari trik kecil seperti levitasi kamera sampai terbang bebas. Awalnya fun: mereka rekam petualangan ala found-footage, main basket udara, dan prank orang. Tapi, Andrew yang awalnya korban bullying dan ayah alkoholik mulai kehilangan kendali—kekuatannya jadi senjata dendam.
Sutradara Josh Trank, mantan produser editor, bikin cerita escalasi cepat: dari bromance remaja ke tragedi super. Durasi 84 menit ini tutup dengan klimaks brutal di pesta sekolah, di mana Andrew ubah jadi villain ala Magneto. Visual shaky cam campur efek CGI halus bikin terasa nyata, soundtrack Max Richter yang moody tambah nuansa gelap. Adaptasi longline Max Landis, film ini fokus psikologi: kekuatan super bukan hadiah, tapi kutukan kalau tak ada anchor emosional.
Apa yang Membuat Film Ini Populer: Review Film Chronicle
Chronicle sukses karena inovasi: rilis Februari 2012 dengan budget US$15 juta, box office global US$126 juta, plus 85% Rotten Tomatoes dari 230 ulasan—puji found-footage superhero yang fresh, beda dari CGI bombastis Marvel. Trank, yang debut dari editor Fant4stic Four, bawa gaya dokumenter ala Cloverfield tapi lebih intim, bikin penonton rasain kekacauan remaja. Cast muda: DeHaan beri Andrew yang vulnerable tapi menyeramkan, Jordan sebagai Steve yang karismatik, dan Russell seimbangin bromance.
Popularitas bertahan lewat budaya pop: cameo di Ready Player One, dan diskusi Reddit 2025 soal “Chronicle vs. The Boys” soroti paralel anti-hero. Streaming Netflix tambah view 30 persen tahun ini, sementara fans spekulasi sekuel di X setelah Trank tweet “ideas still brewing” Januari lalu. Soundtrack indie rock dan quote “We’re the first. We’re the pioneers” jadi meme motivasi. Intinya, populer karena relatable: kekuatan super di tangan ABG biasa, campur fun dan dark twist yang bikin binge-worthy.
Sisi Positif dan Negatif Film Ini
Positifnya kuat: akting DeHaan brilian—ia bawa Andrew dari nerdy ke terrifying tanpa overact, nominasi MTV Movie Award bukti. Found-footage bikin immersif, efek telekinesis realistis (pakai wirework dan CGI minimalis) terasa groundbreaking, ajar remaja soal kekuatan dan konsekuensi—pesan anti-bullying dan mental health yang timely di 2025. Humor remaja seperti prank terbang bikin ringan, sementara ending dark beri catharsis, beda dari happy ending Disney. Secara teknis, editing Trank rapi, soundtrack moody tingkatkan emosi, plus representasi diversity via Jordan sebagai sahabat setia.
Negatifnya, plot predictable: escalasi Andrew ke villain mirip Carrie atau Akira, twist kristal alien kurang orisinal. Shaky cam kadang bikin mual, terutama adegan action cepat, dan durasi pendek bikin karakter sekunder seperti ayah Andrew kurang deepen—rasa rushed. Kritik lain: fokus laki-laki, peran wanita minim (hanya korban), abaikan perspektif gender di cerita kekerasan. Di 2025, dengan isu body cam polisi, found-footage terasa dated dan kurang etis. Meski begitu, kekurangannya kecil dibanding inovasi genre-nya.
Kesimpulan
Chronicle tetap jadi found-footage superhero gemilang yang rusak dinding genre, dari 2012 hingga diskusi Trank 2025. Ringkasannya petualangan remaja super yang gelap, populer karena akting tajam dan efek immersif, dengan positif sebagai pelajaran kekuatan meski negatifnya ingatkan jangan predictable. Di akhirnya, film ini ajarin: kekuatan besar butuh hati lebih besar—kalau tak, jadi bom waktu. Saat sekuel mungkin datang, Chronicle bukti: pionir tak selalu menang, tapi selalu dikenang.