Review Film How to Train Your Dragon. How to Train Your Dragon, film animasi produksi DreamWorks Animation yang dirilis pada 2010, tetap menjadi favorit di tahun 2025, terutama dengan popularitasnya di platform streaming seperti Netflix dan perayaan ulang tahun ke-15 film ini. Film ini, yang diadaptasi dari buku karya Cressida Cowell, menggabungkan petualangan epik, humor, dan emosi yang menyentuh, menjadikannya salah satu animasi terbaik dekade lalu. Dengan sekuel dan serial TV yang sukses, How to Train Your Dragon terus memikat penonton dari berbagai usia. Apa cerita film ini, mengapa begitu seru ditonton, dan apa saja kelebihan serta kekurangannya? Berikut ulasan lengkapnya. BERITA BOLA
Ringkasan Singkat dari Film Ini: Review Film How to Train Your Dragon
How to Train Your Dragon mengisahkan Hiccup, seorang remaja Viking kurus dari pulau Berk yang selalu bertikai dengan naga. Berbeda dari sukunya yang pemberani, Hiccup cerdas namun kurang dianggap. Ketika ia menangkap seekor naga langka bernama Toothless, Hiccup justru berteman dengannya dan belajar bahwa naga tidak sejahat yang dipikirkan. Bersama Toothless, ia berusaha mengubah pandangan sukunya tentang naga sambil menghadapi ancaman besar yang mengintai Berk.
Disutradarai oleh Dean DeBlois dan Chris Sanders, film ini menampilkan pengisi suara seperti Jay Baruchel (Hiccup), Gerard Butler (Stoick), dan America Ferrera (Astrid). Dengan durasi 98 menit, film ini sukses meraup $494 juta di box office global dan mendapat nominasi Oscar untuk Best Animated Feature. Ceritanya memadukan aksi, humor, dan pesan tentang persahabatan serta penerimaan, menjadikannya kisah yang timeless.
Apa Yang Membuat Film Ini Seru Untuk Ditonton
How to Train Your Dragon menawarkan pengalaman menonton yang seru berkat kombinasi visual yang memukau, cerita yang kuat, dan karakter yang menarik. Animasi 3D-nya, yang dirancang dengan teknologi mutakhir pada masanya, menghadirkan dunia Viking dan naga dengan detail luar biasa, dari lanskap pulau Berk yang berbatu hingga penerbangan dinamis Toothless. Adegan terbang bersama Toothless, terutama di lagu “Test Drive,” adalah momen sinematik yang mendebarkan dan tetap memukau di 2025.
Soundtrack karya John Powell, yang epik dan emosional, memperkuat setiap momen, dari aksi hingga kehangatan persahabatan. Hubungan antara Hiccup dan Toothless, yang penuh humor dan kepekaan, menjadi jantung cerita, menarik hati penonton. Humor ringan, seperti tingkah Toothless yang mirip kucing atau candaan antar-Viking, menyeimbangkan drama, membuat film ini cocok untuk anak-anak dan dewasa. Dengan lebih dari 600 juta penayangan di Netflix hingga 2025, film ini membuktikan daya tariknya yang universal, diperkuat oleh tema tentang mengatasi prasangka dan menemukan keberanian.
Apa Saja Sisi Positif dan Negatif dari Film Ini
Sisi Positif: How to Train Your Dragon unggul dengan storytelling yang emosional dan relevan, mengajarkan tentang penerimaan, persahabatan, dan keberanian untuk berbeda. Animasi 3D-nya tetap terlihat mengesankan, dengan desain naga yang kreatif dan ekspresif, terutama Toothless. Soundtrack John Powell adalah salah satu yang terbaik dalam animasi, memenangkan hati penonton dengan nada epiknya. Karakter seperti Hiccup, yang cerdas namun tidak konvensional, dan Astrid, yang kuat namun relatable, menambah kedalaman. Film ini juga sukses menyeimbangkan humor, aksi, dan drama, menjadikannya hiburan keluarga yang sempurna. Dampaknya terlihat dari kesuksesan sekuel dan serial TV-nya.
Sisi Negatif: Beberapa kritikus menilai alur cerita film ini agak prediktabel, mengikuti formula animasi tentang “pahlawan yang tidak dianggap” yang umum di era itu. Beberapa karakter pendukung, seperti Viking lain di luar Stoick dan Astrid, kurang mendapat pengembangan, membuat mereka terasa sebagai pelengkap. Selain itu, adaptasi dari buku aslinya cukup longgar, yang mungkin mengecewakan penggemar novel Cressida Cowell yang mengharapkan kesetiaan pada sumber. Meski begitu, kekurangan ini tidak mengurangi pesona film secara keseluruhan, karena kekuatannya jauh lebih menonjol.
Kesimpulan: Review Film How to Train Your Dragon
How to Train Your Dragon adalah film animasi yang luar biasa, menggabungkan cerita emosional tentang persahabatan dan keberanian dengan visual 3D yang memukau dan soundtrack yang epik. Kisah Hiccup dan Toothless tetap relevan di 2025, menarik hati penonton dengan pesan tentang mengatasi prasangka dan menemukan jati diri. Meski ada kritik kecil tentang alur yang prediktabel atau karakter pendukung yang kurang berkembang, sisi positif seperti animasi, musik, dan chemistry karakter membuat film ini wajib tonton. Baik untuk keluarga, penggemar animasi, atau mereka yang mencari hiburan penuh makna, How to Train Your Dragon adalah petualangan yang tak pernah kehilangan magisnya. Jika belum menonton ulang, sekarang adalah waktu yang tepat untuk terbang kembali bersama Toothless!