Review Film Scream. Dirilis pada 20 Desember 1996, Scream karya sutradara Wes Craven menjadi tonggak penting dalam genre horor slasher. Ditulis oleh Kevin Williamson, film ini dibintangi Neve Campbell sebagai Sidney Prescott, seorang remaja yang menjadi target pembunuh berjuluk Ghostface di kota fiktif Woodsboro. Dengan perpaduan horor, misteri, dan humor satir, Scream merevolusi genre slasher dengan mengolok-olok trope horor sekaligus menghadirkan ketegangan yang mendebarkan. Hingga kini, film ini tetap dianggap klasik karena pendekatannya yang cerdas dan pengaruhnya pada budaya pop. Artikel ini akan mengulas makna film, sisi positif, sisi negatif, dan kesimpulan dari karya ini. BERITA LAINNYA
Makna atau Arti Dari Film Ini
Scream lebih dari sekadar film horor; ia adalah komentar cerdas tentang genre horor itu sendiri. Melalui karakter seperti Randy, yang memahami “aturan” film horor, Scream mengolok-olok klise seperti “jangan membuka pintu” atau “jangan pergi sendirian” sambil tetap membangun ketegangan. Film ini menggambarkan bagaimana media, terutama film horor, memengaruhi perilaku dan persepsi masyarakat, termasuk pelaku kejahatan. Kisah Sidney Prescott juga menyoroti tema ketahanan dan pemberdayaan, saat ia berjuang melawan trauma dan teror untuk bertahan hidup. Selain itu, Scream mengeksplorasi dampak kekerasan dalam kehidupan remaja, dengan latar kota kecil yang tampak damai namun menyimpan rahasia kelam.
Sisi Positif Dari Film Ini: Review Film Scream
Kekuatan Scream terletak pada pendekatannya yang inovatif terhadap genre slasher. Skrip cerdas Kevin Williamson memadukan horor dengan humor meta, membuat penonton tertawa sekaligus tegang. Penampilan Neve Campbell sebagai Sidney menghadirkan protagonis yang kuat dan relatable, didukung oleh aktor seperti Courteney Cox dan David Arquette yang menambah dinamika cerita. Desain Ghostface, dengan topeng ikoniknya, menjadi salah satu simbol horor paling dikenal. Pengarahan Wes Craven berhasil menyeimbangkan ketegangan, kejutan, dan momen emosional, terutama dalam adegan pembuka yang legendaris dengan Drew Barrymore. Musik latar karya Marco Beltrami juga memperkuat suasana mencekam, menjadikan Scream pengalaman horor yang lengkap.
Sisi Negatif Dari Film Ini
Meski inovatif, Scream memiliki beberapa kelemahan. Bagi sebagian penonton, humor meta dan referensi berulang tentang film horor bisa terasa berlebihan, terutama jika tidak familiar dengan genre tersebut. Beberapa karakter pendukung, seperti teman-teman Sidney, kurang mendapat pengembangan mendalam, membuat mereka terasa seperti pelengkap plot. Alur misteri pembunuh juga bisa terasa agak rumit di akhir, dengan beberapa kejutan yang mungkin terasa dipaksakan. Selain itu, tingkat kekerasan yang cukup grafis mungkin tidak cocok untuk semua penonton, terutama mereka yang tidak terbiasa dengan genre slasher. Namun, kelemahan ini tidak terlalu mengurangi daya tarik keseluruhan film.
Kesimpulan
Scream adalah film horor yang cerdas dan berpengaruh, berhasil menyegarkan genre slasher dengan pendekatan meta dan karakter yang kuat. Meski memiliki kekurangan seperti humor yang kadang berlebihan dan karakter pendukung yang kurang mendalam, film ini tetap menonjol berkat skrip cerdas, pengarahan Wes Craven yang apik, dan ikon Ghostface yang abadi. Scream tidak hanya menghibur sebagai film horor, tetapi juga mengajak penonton merenungkan pengaruh media dan kekuatan ketahanan dalam menghadapi trauma. Hingga kini, film ini tetap relevan sebagai karya klasik yang wajib ditonton bagi penggemar horor dan mereka yang menghargai narasi cerdas dalam sinema.