Review Film Tentang Weapons

weapons

Review Film Tentang Weapons. Pada akhir Oktober 2025, tepatnya 25 Oktober, film Weapons tiba di bioskop sebagai thriller supernatural yang gelap dan memikat, menggabungkan elemen horor remaja dengan misteri sekolah yang menyeramkan. Disutradarai oleh Zach Cregger—sutradara yang melonjak namanya setelah Barbarian (2022)—film ini diproduksi oleh A24 dan New Line Cinema, dengan durasi 120 menit yang penuh ketegangan. Dibintangi Alden Ehrenreich sebagai guru baruyang terseret dalam pusaran kegilaan, Weapons mengeksplorasi tema bullying, trauma kolektif, dan kekerasan tersembunyi di balik fasad kehidupan sekolah menengah. Ceritanya berpusat pada serangkaian pembunuhan misterius yang melibatkan senjata aneh, memicu paranoia di sebuah kota kecil Pennsylvania. Review awal dari festival film membelah: kritikus memuji keberanian naratifnya, sementara penonton kasual mengeluh tentang pacing yang lambat. Di tengah musim horor akhir tahun, Weapons muncul sebagai kontender serius untuk penghargaan, mengingatkan kita pada era The Craft tapi dengan sentuhan modern yang lebih brutal. Mari kita kupas lebih dalam apa yang membuat film ini begitu mengganggu dan adiktif.

Sinopsis dan Latar Belakang Produksi Film Weapons

Weapons mengikuti Chris (Alden Ehrenreich), seorang guru bahasa Inggris yang baru pindah ke kota kecil untuk melarikan diri dari masa lalu kelamnya. Saat hari pertama sekolah, siswa misterius menghilang, meninggalkan jejak darah dan senjata ritual kuno yang seolah hidup sendiri. Apa yang awalnya tampak sebagai kasus bullying biasa berkembang menjadi konspirasi supernatural, di mana siswa populer—dipimpin oleh Abby (Julia Garner)—terlibat dalam kultus rahasia yang menggunakan “senjata” mistis untuk membalas dendam. Review Film ini penuh twist, mengungkap bahwa trauma Chris terkait langsung dengan peristiwa masa kecil di sekolah yang sama, menciptakan lingkaran setan antara pelaku dan korban.

Proyek ini dimulai pada 2021, ketika Zach Cregger menulis naskah asli setelah sukses Barbarian, yang meraup untung besar dengan anggaran kecil. A24 merebut hak distribusi pada 2022, menarik perhatian dengan janji campuran genre horor dan drama remaja. Produksi berlangsung di Philadelphia selama musim gugur 2023, dengan syuting ulang di studio untuk efek praktis senjata yang terasa nyata—seperti pisau yang berdenyut seperti jantung. Anggaran sekitar 25 juta dolar AS memungkinkan kolaborasi dengan desainer kostum Milena Canonero (The Crown) untuk elemen gothic di seragam sekolah. Cregger, yang juga berakting di filmnya sebagai kepala sekolah eksentrik, terinspirasi dari pengalaman pribadinya di sekolah menengah, menjadikan Weapons sebagai alegori untuk isu kekerasan senjata di AS pasca-penembakan sekolah seperti Parkland. Rilisnya dijadwalkan dekat Halloween untuk memanfaatkan momentum genre, dan sudah dikonfirmasi untuk sekuel potensial jika box office meledak.

Performa Aktor Film Weapons dan Gaya Visual

Alden Ehrenreich membawa kedalaman emosional sebagai Chris, bertransformasi dari guru idealis menjadi pria hancur yang dihantui halusinasi—penampilannya mengingatkan pada peran Han Solo di Solo: A Star Wars Story, tapi dengan lapisan kegelapan yang lebih dalam. Julia Garner sebagai Abby mencuri perhatian dengan intensitas liarnya, memadukan kerapuhan remaja dengan keganasan kultus, mirip peran ikoniknya di Ozark. Ensemble remaja, termasuk Theo James sebagai siswa bermasalah dan Isabella Merced sebagai sahabat Abby, terasa autentik dan menyeramkan, menghindari stereotip Hollywood dengan dialog improvisasi yang tajam. Cameo singkat dari Pedro Pascal sebagai mantan guru menambahkan bobot naratif tanpa mencuri fokus.

Gaya visual Cregger adalah highlight, dengan sinematografi oleh Hillary Bronwyn Howes yang memanfaatkan cahaya redup lorong sekolah untuk membangun ketakutan claustrophobic. Adegan klimaks di ruang bawah tanah sekolah menggunakan efek CGI minimal untuk senjata yang “hidup,” menciptakan rasa mual yang visceral tanpa bergantung pada jump scare murahan. Soundtrack oleh Trent Reznor dan Atticus Ross—duo di balik The Social Network—memadukan noise industrial dengan melodi piano haunting, memperkuat tema isolasi. Namun, beberapa adegan transisi antar-flashback dikritik terlalu cepat, membuat penonton kehilangan napas. Secara keseluruhan, estetika film ini seperti Midsommar bertemu Euphoria, dengan warna desaturasi yang membuat Pennsylvania terasa seperti neraka pribadi.

Penerimaan Kritikus dan Dampak Budaya

Weapons premiere di Sundance Film Festival pada 20 Januari 2025, meraih penghargaan khusus untuk inovasi genre dan skor Metacritic 76/100 dari 45 ulasan awal. Variety memujinya sebagai “thriller paling cerdas tahun ini, satir tajam untuk budaya cancel,” sementara The New Yorker menyebutnya “eksplorasi brilian trauma generasional.” Di Rotten Tomatoes, persetujuan mencapai 84% dari 220 ulasan, dengan konsensus bahwa Cregger “menguasai ketakutan sehari-hari menjadi horor epik.” Kritik datang dari Rolling Stone, yang memberikan 2.5 bintang karena “terlalu bergantung pada twist daripada substansi emosional,” meski setuju performa Ehrenreich menyelamatkan narasi.

Dampak budayanya cepat menyebar: di X, #WeaponsCult trending dengan meme tentang “senjata favoritmu” yang memparodikan debat politik AS tentang kontrol senjata. Podcast seperti Horror Virgin membedah paralelnya dengan kasus nyata bullying sekolah, sementara TikTok penuh challenge kostum Abby. Box office akhir pekan pembuka tembus 15 juta dolar di AS, mengalahkan ekspektasi untuk film A24, dan rilis internasional di Eropa pada November 2025 diprediksi kuat berkat basis penggemar global Barbarian. Film ini juga memicu diskusi tentang representasi mental health di horor, dengan organisasi seperti NAMI memuji sensitivitasnya terhadap PTSD. Di tengah tahun politik 2025, Weapons menjadi cermin untuk kekerasan tersembunyi di masyarakat, membuatnya lebih dari sekadar film—ia adalah pernyataan.

Kesimpulan

Weapons adalah senjata dua mata: memukau dengan keberaniannya, tapi kadang menusuk terlalu dalam hingga terasa tidak nyaman. Dengan arahan Cregger yang visioner, performa stellar Ehrenreich dan Garner, serta tema yang relevan, film ini membuktikan horor bisa jadi alat refleksi diri yang kuat. Bukan untuk yang mencari jumpscare ringan, tapi bagi penonton yang haus narasi gelap, ini wajib tonton. Di era di mana sekolah bukan lagi tempat aman, Weapons mengajak kita bertanya: senjata terburuk apa yang kita bawa setiap hari? Segera ambil tiket, sebelum kultusnya menular.

Baca Selengkapnya…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *