Review Film The Greatest Showman

review-film-the-greatest-showman

Review Film The Greatest Showman. The Greatest Showman merupakan film yang dirilis pada Desember 2017, film ini tetap bagus di kalangan penonton hingga saat ini berkat pesona dan pesan dari filmnya yang inspirasional. Disutradarai Michael Gracey, film ini dibintangi Hugh Jackman sebagai P.T. Barnum, pendiri sirkus legendaris, bersama Zac Efron, Zendaya, dan Michelle Williams. Mengisahkan perjuangan Barnum membangun sirkus di tengah diskriminasi sosial abad ke-19, film ini memadukan musik memukau dan visual megah. Meski sempat dianggap memoles sejarah Barnum, film ini terus dipuji karena energinya yang menggugah. Artikel ini mengulas makna film, alasan pembuatannya, serta sisi positif dan negatifnya. BERITA LAINNYA

Makna atau Arti Dari Film Ini

The Greatest Showman mengusung tema penerimaan diri dan keberagaman. Melalui kisah Barnum, film ini menyoroti bagaimana individu yang dianggap “berbeda” oleh masyarakat, seperti anggota sirkus dengan keunikan fisik atau latar belakang, bisa menemukan kekuatan dalam identitas mereka. Lagu-lagu seperti “This Is Me” menjadi anthem pemberdayaan, mengajak penonton untuk merangkul keunikan dan melawan stigma sosial. Film ini juga mengeksplorasi ambisi dan pengorbanan, dengan Barnum sebagai sosok yang terobsesi dengan kesuksesan hingga nyaris kehilangan keluarga. Pesannya relevan di era modern, mengingatkan pentingnya keseimbangan antara mimpi pribadi dan hubungan dengan orang tersayang.

Kenapa Film Ini Bisa Dibuat

Film ini terinspirasi dari kisah nyata P.T. Barnum, pengusaha sirkus yang mendirikan Barnum & Bailey Circus pada abad ke-19. Ide pembuatan bermula dari keinginan Hugh Jackman dan produser Laurence Mark untuk menghidupkan kisah Barnum dalam format musikal modern yang bisa menarik penonton lintas generasi. Setelah tujuh tahun pengembangan, 20th Century Fox mendukung proyek ini untuk menghadirkan musikal orisinal di tengah dominasi adaptasi Broadway. Musik karya Benj Pasek dan Justin Paul, yang kemudian memenangkan Oscar untuk La La Land, dipilih untuk memberikan nuansa kontemporer. Film ini juga memanfaatkan popularitas Jackman dan bintang muda seperti Zendaya untuk menarik penonton global, meraup $435 juta di box office.

Sisi Positif dan Negatif Dari Film Ini

Positifnya, The Greatest Showman memukau dengan nomor musikal yang energetik, seperti “The Greatest Show” dan “A Million Dreams”, yang langsung jadi hits. Akting Hugh Jackman penuh karisma, didukung chemistry kuat dengan Zac Efron dan Zendaya, terutama dalam adegan trapeze “Rewrite the Stars”. Visual dan koreografi sirkus menambah daya tarik, menciptakan pengalaman sinematik yang memanjakan mata. Film ini juga berhasil menyampaikan pesan inklusivitas dengan cara yang mudah diterima. Namun, ada kelemahan. Film ini dikritik karena memoles sisi gelap Barnum, seperti eksploitasi pekerja sirkus, demi narasi yang lebih heroik. Alur cerita terasa terburu-buru, dengan beberapa karakter pendukung kurang berkembang. Kritikus juga menilai beberapa lagu terlalu generik untuk musikal sekelas ini.

Kesimpulan: Review Film The Greatest Showman

The Greatest Showman adalah musikal yang memikat dengan energi, visual megah, dan pesan tentang keberagaman serta penerimaan diri. Meski mengambil kebebasan kreatif dengan sejarah Barnum dan memiliki alur yang agak cepat, film ini sukses menghibur berkat musik yang menggugah dan penampilan luar biasa dari para bintangnya. Bagi penonton yang mencari hiburan ringan namun bermakna, film ini tetap menjadi pilihan yang relevan di 2025. The Greatest Showman membuktikan bahwa mimpi besar, jika disampaikan dengan hati, bisa menginspirasi jutaan orang.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *